Ayat Alkitab:
1 Raja-raja 17: 4, “Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.”
Seorang Nabi Elia suatu kali pernah menghadapi masa hidup yang sukar. Dia berada dalam perlarian seorang diri. Namun Tuhan mengirimkan seekor burung gagak untuk memberinya makan. Tuhan sendiri memenuhi kebutuhan jasmaninya selama masa pengasingan itu.
Tetapi tahukah bahwa bukan saja kebutuhan jasmani, tetapi Dia juga menyediakan kebutuhan rohani yang diperlukan Elia pada saat itu. Tuhan benar-benar tahu apa yang menjadi kebutuhannya, sehingga dia diizinkan melalui masa-masa itu. Karena itu Tuhan berkata, “Kamu harus pergi seorang diri, hanya bersama-Ku, mendengar suara-Ku dengan jelas.” Elia pun taat tanpa mempertanyakan alasannya.
“Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.” (1 Raja-raja 17: 5)
Elia pergi dan tinggal seorang diri di tepi Sungai Kerit. Jika kita bandingkan dengan kehidupan kita di masa ini, ada banyak orang yang memilih berkemah di tengaha hutan atau bahkan tepi sungai untuk menepi sejenak dari rutinitas kehidupan. Momen semacam ini bagi kita adalah hal yang biasa. Tapi bagi Elia, tinggal sendirian tanpa perbekalan apapun di alam terbuka adalah hal yang berbeda. Tetapi itulah yang dilakukan Elia selama berbulan-bulan. Bahkan itu bukanlah sesuatu yang sebenarnya diinginkan Elia, tetapi dia mau melakukannya karena Tuhan sendiri yang memerintahkan.
Jika kita berada di posisi seperti Elia, apakah kita mau mendengar dan menaati perintah Tuhan?
Sebagai seorang pemimpin, pelayan Tuhan atau apapun peran yang kita sedang jalankan dalam kehidupan ini, akan terasa sangat mudah untuk kita menerima berbagai tawaran undangan untuk pertemuan, seminar, pelayanan ataupun undangan perayaan tanpa sedikitpun dorongan di dalam hati kita untuk menolak. Tetapi bagaimana jika Tuhan sendiri meminta kita untuk menarik diri sejenak dari berbagai kepentingan ini dan berdiam diri bersama dia dan mendengar isi hati Tuhan. Ini adalah pengalaman yang langka dan di dalam menjalani 365 hari dalam setahun, kita perlu mengambil beberapa waktu bersama Tuhan dan mengalami pengalaman spiritual seperti Elia.
Action: Sebagai pemimpin atau pelayan Tuhan, evaluasi kembali prioritas hidup kita. Kadang kita bisa terlalu sibuk dengan berbagai pekerjaan, pertemuan dan undangan. Selalu ambil waktu waktu untuk menyendiri dan fokus pada apa yang Tuhan inginkan atas hidup kita.
Ayat Hafalan: Yakobus 1:4, "Dan biarlah ketekunan itu membuahkan hasil yang sempurna, supaya kamu sempurna dan utuh, tidak kekurangan apa pun."